Dia Ragu-ragu; Namun, Dia Akan Mengatasinya
Di dalam perjalanannya yang teramat panjang dan tak berkesudahan terkadang ia lelah dan ingin berhenti saja. Dunia tidak pernah selaras dengan apa yang ia harapkan dan impikan ketika ia masih menjadi seorang gadis kecil berkucir dua.
Ingatannya kembali kepada masa dimana; ia hanya menatap hari ke hari dengan kebahagiaan, permainan, harapan - bahwa esok adalah hari terbaiknya untuk kembali terbangun dari tidur lelahnya karena kegiatan kognitif yang menguras energinya.
Kerap kali ia membayangkan; akan menjadi seorang perempuan yang; percaya diri, berjalan dengan tegap karena telah meraih semua mimpi dan harapnya.
Namun, semua fakta dan lika-liku jalan hidupnya membuat ia hampir-hampir tak percaya bahwa dunia yang ia tinggali adalah tidak lain bukan dunia yang ia impikan.
Ia bukan menjadi satu-satunya yang harus hidup di dunia yang tidak diinginkan; berbagai kehilangan, perpindahan dan kesakitan membentuknya menjadi seorang yang penuh luka; yang hampir-hampir tiap detiknya ia kerap kali sibuk bertanya "apakah memilih untuk tetap hidup akan sesakit ini?".
Gadis yang percaya diri itu kini menjadi ragu; bahwa memilih untuk tetap hidup adalah bukan keputusan terbaik sebab baginya memilih hidup adalah memilih untuk terluka.
Sebab kerap kali luka itu menggerogoti jiwa dan rasanya sehingga ia tak sanggup bernapas barang sehelapun. Sebab hidup begitu tidak masuk akal dalam logika ataupun perasaannya.
Ia sudah kehilangan segalanya; direngut oleh kehidupan yang tak pernah diinginkannya. Tentang mimpi dan harapnya; ia memutuskan untuk menyudahinya?
Sebab ia tidak akan bisa melupakan sesuatu yang pernah membuatnya hidup. Karena itu, menyudahi adalah satu-satunya jalan untuk tetap membuatnya bisa hidup dengan luka.
terkadang, pada pertengahan malam yang sungguh membuatnya sesak ia akan menghabiskannya sesak sambil bertanya-tanya "apalagi yang belum ia lalui? apalagi yang belum diambil dari kehidupannya itu? apalagi skenario yang akan ia hadapi sehingga menambahkan luka lebih dalam lagi?".
Ia hanya sanggup bertanya-tanya di dalam hatinya saja; sebab ada beberapa pertanyaan yang tidak butuh jawaban. Ia paham betul bahwa setiap pertanyaanya adalah akibat dari setiap keputusan untuk tetap hidup.
Dalam keraguan untuk memilih hidup dan ia dapat mengatasinya maka akan terus bermunculan berbagai macam pertanyaan yang tak ada habisnya.
Komentar
Posting Komentar