Ia Banyak Kehilangan Waktu-Waktu
Dalam dekade hidup ini; ia semestinya sudah mempertaruhkan setengah usianya untuk memenuhi segalanya. Karena sejak usia belasan ia sudah dipaksa untuk berpisah dengan mereka.
Bukan hanya belasan tetapi sejak ia paham bagaimana cara membaca dan menulis.
Ia bahkan memutuskan untuk pergi dan hilang dalam sosok yang seharusnya memenuhi ia di usianya yang belum genap puluhan demi harap dan mimpi yang lainnya.
Ia ingin berucap dan bilang "Bahwa aku suda kehilanganmu bahkan sejak sebelum kamu pergi dan hilang dari duniaku beberapa tahun silam".
Lantas untuk kehilangan yang ke-dua adalah. Pada usia belasan - dengan pasti dan sungguh, ia sendiri yang memutuskan untuk berlanjut, memeluk segalanya (apa yang menjadi kehendaknya) dan tahu segala konsekuensi yang ada di akhir pada perjalanan ini.
Rasanya lengkap itu bagaimana ya? Begitu yang sering saya pertanyakan tiap kali melihat bagaimana sebagaian dari mereka yang kerap kali membagikan moment-moment indah dengan lengkap yang tidak pernah ia miliki sekalipun.
Sejak ia tahu bahwa ia berbeda; tidak akan bisa lengkap, tidak mungkin lengkap dan tidak akan pernah lengkap. Sejak itu ia dipahamkan bahwa kehidupan ini dibangun dari berbagai macam cerita manusia satu dengan lainnya yang beragam.
Ada yang lengkap, ada yang rumpang, ada yang penuh, ada yang kosong, ada yang meluap ada yang separuh. Semuanya telah ada pada porsinya masing-masing.
Disadari tidak disadari pada dasarnya ia dan mereka adalah aktor utama dalam kehidupan yang ia dan dia akan bangun dan jalani.
Ketika kecewa datang menghampiri; mungkin yang akan tetap membuat ia dan dia memilih untuk tetap hidup adalah "pilihan hidup".
Tentang tidak ada yang memaksa pilihan hidup bahwa dengan sadar dan logis semuanya telah dipertimbangkan dengan penuh perhitungan.
Komentar
Posting Komentar