Dia Datang, Menunggu, dan Pergi

Dia memberikannya begitu banyak kehidupan, cinta dan harapan. Dalam dekade saat ini; ia bisa terus berjalan menepaki setiap tempat, menemui setiap orang, mempelajari perihal apapun yang ia inginkan adalah tentang dia yang telah meminjamkan separuh hidupnya untuknya.

Dalam masa yang tidak bisa ia ingat, namun banyak diceritakan; dia kerap kali menimang-nimangnya, memberikan tempat terbaik untuknya, dan memastikan kalau ia bisa sepenuhnya dalam keadaan baik-baik saja.

Dia adalah seseorang yang kisah hidupnya paling tragis yang pernah ia ketahui; kerap kali ditinggal, dibuang dan dikhianati oleh manusia-manusia yang tidak lagi memiliki rasa humanisme terhadap sesamanya.

Ketika ia menelisik untuk mengetahui bagaimana kehidupan dia; maka saat itu juga rasa nyeri hebat dalam dadanya tak bisa terelakan - dia telah pergi; untuk selamanya tanpa ia sempat memiliki banyak waktu bersama dia, menolong dia dan membalas kebaikan dia.

Dia memberikan begitu banyak hal yang ia tidak dapat hitung lagi; dia tidak hanya sekedar memberikan ia hidup tetapi dia telah menyerahkan segala sesuatunya untuknya dan manusia-manusia lainnya (yang mungkin saat ini telah melupakan dia).

Setelah kepergian dia, tidak pernah ia temukan seseorang seperti dia; yang ketulusan dan kebaikan dia bak jelmaan malaikat yang tidak layak hidup di bumi namun seharusnya hidup di surga. Dia bagaikan yang dikirimkan tuhan ke tempat yang salah; bumi ini terlalu jahat untuk manusia semurni dia.

Dia tidak memiliki ambisi apapun selain hanya memberikan kasih sayang kepada sesamanya; sayangnya, dia terlalu tulus sehingga sesamanya seringkali mengkhianatinya dan mengambil keuntungan darinya. Namun demikianlah, dia tidak pernah sekalipun marah kepada mereka.

Ingatan ia tentang dia adalah; ketika dia mengantarkannya untuk sebuah perjalanan yang menghantarkannya sampai tempat yang ia inginkan. Dia mengatakan bahwa ia bisa menjadi apa/siapa/dimana tanpa rasa cemas ketika ia tahu bagaimana ilmu kehidupan berlaku. Itu adalah tutur terakhir darinya.

Ia akan terus mengingat; tentang manusia-manusia yang telah menyakiti dia, merampas kehidupan dia, membuat dia menderita bertubi-tubi sampai tidak ada habisnya. Membuat dia menjadi manusia paling sengsara selama kehidupannya.

Dia datang, menunggu, dan pergi; begitulah hidupnya yang hanya mampir sebentar tanpa sempat meninggalkan apapun. Dia datang hanya untuk dilahirkan, kemudian menunggu atas kematiannya dan pergi untuk selamanya. Meninggalkan luka kepada siapapun yang telah mencintai dan dicintai olehnya.

Bagaimanapun; ketika ia mengingat dia maka hatinya akan terus terluka - karena ia telah kehilangan manusia terbaik yang pernah dunia miliki. Karena ia tidak memiliki apapun selain kenangan bersama dia yang samar-samar yang mungkin sebentar lagi akan hilang ditelan waktu dan usia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving to Another Place

At Least They've Survived

She Didn't Know Anything