Mimpi Setiap Anak Perempuan; Ketidak Tahuan, Keterhimpitan dan Kenestapaan
Setiap anak yang lahir pastinya memimpikan sebuah keluarga bahagia yang hangat; tidak melulu tentang menjadi kuat dan berjuang.
Menjadi anak-anak adalah perihal paling menyenangkan; sebab dewasa adalah sebuah tanggung jawab.
Sebagai anak perempuan; yang ditakdirkan lahir dan besar dalam sebuah sistem patriarki - dimana laki-laki dipaksa memiliki ego tinggi dan tanggung jawab teramat besar.
Maka ia telah kehilangan sosok laki-laki yang disebut ayah secara fisik ataupun raga.
Sebagai anak perempuan; yang tumbuh dan besar dalam banyak kekhawatiran, ketidakpercayan diri, ketakutan adalah bentuk emosi yang kerap kali ia rasakan sebab sistem telah membentuk ia sedemikian rupa.
Kehilangan diri sendiri di tengah-tengah keramaian kerap kali ia rasakan dalam waktu-waktu tidak terduga.
Sebagai anak perempuan; kerap kali ingin menyerah, sudah; namun begitu banyak tugas sebagai manusia yang harus dipenuhi; sebab selain memilih untuk hidup matipun tak sanggup.
Kerap kali ia memimpikan bentuk kemenangan perempuan seperti apa bentuknya. Tanpa batasan yang menjadi sekat-sekat penghalang.
Sebagai anak perempuan; kerap kali, tubuh dan pikiran hanya milik negara atau masyarakat.
Tanpa bisa mengetahui apa-apa; mau bagaimana dan akan terus seperti apa. Hanya bisa menerima tanpa bisa bersuara. Sebab bersuaranya perempuan kerap kali dipatahkan berkali-kali.
Sebagai anak perempuan; yang merindukan kesetaraan, keberagaman dan kekuatan maka dunia sedang tidak baik-baik saja untuk ditinggali.
Tercekik di antara tatanan dan pandangan kebanyakan manusia. Dibentuk sedemikian rupa hingga tidak lagi memiliki apapun di dalamnya.
Sebagai anak perempuan; kerap kali ia merasa bahwa ketidak adilan dalam kaum perempuan masih dan akan terus berlangsung.
Sebab kemenangan perempuan adalah kemenangan yang butuh waktu panjang. Sebab menjadi perempuan adalah masih menjadi luka dan nestapa.
Sebagai anak perempuan; telah kehilangan banyak di antaranya saudara sesama perempuan yang diperlakukan tidak adil oleh manusia-manusia tanpa perasaan;
Yang tidak bertanggung jawab sepenuhnya dan menghargai siapa perempuan. Sebab ketidak tahuan dan pembacaan akan realita kerap kali terluputkan.
Sebagai anak perempuan; sempat ingin mati berkali-kali; melihat dan menyaksikan bagaimana perempuan tidak pernah meraih kemenangan dan hanya menjadi alat adalah menyakitkan.
Merasakan nestapa yang tak berkesudahan sebab entah sampai kapan perempuan terus menjadi kelas kedua dalam tatanan masyarakat.
Komentar
Posting Komentar